Ketika
penikmat sepak bola tengah di gemparkan dengan transfer berlebihan Raheem
Sterling dari Liverpool menuju Manchester City, terpercik sedikit kabar yang
seyogya nya akan menjadi gempar juga di hari-hari mendatang, dan masih
melibatkan Liverpool sebagai pemilik hak penuhnya, Mario Balotelli kembali
menjadi buah bibir yang tak akan pernah basi sekalipun tak pernah dinikmati.
Sama
seperti yang sudah-sudah, Balotelli selalu rajin menggoreskan kisah “magisnya”
sendiri di dunia sepak bola, baik itu cerita indah, walau pula ia lebih “gemar”
menulis cerita aneh nan menjengkelkan dalam catatan kehidupan sehari-harinya
yang tak pernah memiliki ujung kejelasan dalam setiap lembaran kisahnya.
Pada
awal kemunculannya pada tahun 2007 lalu, Super Mario langsung menjadi pusat
perhatian dunia sepak bola, khususnya Italia, ketika ia melakoni debut
profesionalnya bersama Inter Milan yang langsung memberi kesan mendalam kepada
Interisti, tak terkecuali Roberto Mancini, pelatihnya saat itu di Inter Milan.
Memiliki darah segar khas pemuda belia, Balotelli selalu mempertontokan
kebolehannya memainkan si kulit bundar hingga mengelabui lawan-lawannya yang
tak jarang lebih berpengalaman darinya. Berkat potensi besar yang dikandung
Super Mario, seorang Fransesco Totti bahkan sempat mendapat masalah yang bisa
dibilang tidak penting-penting amat saat hendak berduel dengan pemain berdarah
Ghana tersebut. Totti yang dibuat frustasi akibat kelihaian Balo memainkan
bola, memaksa ia menendang paha Balotelli yang langsung terkapar kesakitan,
kejadian ini pun langsung membuat “pangeran Roma” diusir dari rumahnya sendiri,
stadion Olimpico.
Kisah-kisah
“fantasi” ala Mario Balotelli dimulai pasca ia meninggalkan Italia dan terbang
ke kota Manchester di Inggris untuk kembali bersatu dengan pelatihnya saat di
Inter, Roberto Mancini. “perkenalannya” dengan sepak bola Inggris nyatanya tak
buruk-buruk amat dan terbukti dengan andil besarnya yang membawa Manchester
City merebut trofi Liga Inggris untuk pertama kalinya, akan tetapi, disinillah
dia mengawali coretan-coretan tak penting dalam karir sepak bolanya. Kehidupan
ala jetset yang selalu menjadi racun
tersendiri dalam sepak bola Inggris membawanya masuk, dan terjerumus dalam gaya
hidup yang sangat glamour bagi pemain
seusianya, ditambah dengan tunjangan gaji menjulang yang ia dapat di City juga
memiliki peran penting dalam meningkatkan kehidupan sosialnya.
Balo
mengawali cerita hebohnya jauh dari tanah Inggris, tepatnya di Amerika Serikat,
tapi masih membela City. The Citizen yang saat itu melakoni laga eksebisi di negeri
Paman Sam membawa serta seluruh
bintang mahal yang dimiliki, termasuk Super Mario. Merasa di anak emaskan oleh
Mancini, dia pun menunjukkan aksi akrobatiknya yang fenomenal, dikatakan
fenomenal disini tidak berarti layak dicontoh, apalagi diabadikan. Dikatakan
fenomenal karena bola yang sejatinya bisa masuk gawang hanya dengan sentuhan
ujung kaki, diputar-putar tak tentu arah tujuannya oleh Balo dan berakibat
keluarnya bola yang sudah berada tepat didepan gawang lawan. Aksi nyeleneh Balotelli pun berlanjut
setibanya ia di Manchester kala menjalani latihan rutin bersama timnya, berbeda
dengan cerita diatas, kejadian ini malah mengundang gelak tawa penonton yang
melihat dan rekan setim yang tepat berada di sekelilingnya yang tak tahan
melihat tingkahnya perihal sifat kudetnya akan rompi latihan yang seharusnya
gampang dikenangan oleh siapa saja, tapi baginya, memakai rompi latihan
bagaikan seekor kura-kura yang bisa berlari cepat, sesuatu yang mustahil yang
bisa dilakukan.
Mungkin
tingkah pola Balotelli yang amat konyol yang sekaligus membuat kita mengerutkan
dahi adalah sayembara yang ia buat dengan mengorbankan sang kekasih sendiri
sebagai alat taruhan. Kala itu dia bertaruh kepada siapa saja pemain timnas
Jerman yang berhasil mengalahkan Italia pada ajang Euro 2012 berhak menikmati
tubuh sang pacar.
Perangai
Balotelli yang semakin tak karuan pun akhirnya dirasakan langsung oleh Roberto
Mancini ketika keduanya terlibat perkelahian dalam sesi latihan City beberapa
tahun lalu. Kejadian ini harus dikatakan sungguh ironis, mengingat beberapa
waktu sebelumnya sang pemain memuji sang pelatih laksana seorang ayah kandung dimatanya.
Tentu
masih banyak tumpukkan dengan lembaran yang cukup tebal perihal tindak tanduk
super Mario didalam dan luar lapangan. Tapi, rasa-rasanya akan menimbulkan
kejenuhan tersendiri bagi kita untuk membacanya satu demi satu, saya pun yakin
jika kalian sudah hafal luar kepala dengan segala kontroversi yang ditimbulkan
oleh pemain kulit hitam pertama di tim nasional Italia ini. tapi dibalik semua
tingkahnya diluar sepak bola, mau tak mau, suka tidak suka, kita wajib mengakui
bakat hebat yang ia miliki, dan tidak bisa pula kita mengelak dari fakta yang
menunjukkan keberhasilannya meraih gelar juara bersama club yang ia bela, mulai
dari Inter Milan dengan Treble nya, dan Manchester City yang dibawa
kesinggasana atas Inggris.

Dengan
usia yang semakin menua tiap tahunnya, kita sebagai manusia sudah seharusnya
mematangkan perilaku dan menanggalkan kebiasaan buruk masa lalu. Itupula yang
wajib dilakukan Balotelli saat ini agar dia tidak di cap sebagai produk gagal
Italia hanya karena perilaku buruknya. Masih banyak waktu yang bisa ia
manfaatkan, masih banyak kesempatan yang masih bisa dibuktikan olehnya,
meskipun kesempatan itu agak mustahil dia dapat bersama Liverpool musim ini
yang sepertinya sudah tak sabar ingin menjual pemainnya ini – walaupun saya
berharap Liverpool masih mau memberinya kesempatan bermain. kalau pun pada
akhirnya Liverpool benar-benar harus melegonya ke club lain, siapa tahu tuhan
sudah mempersiapkan rencana yang tak kalah indah dari apa yang ia dapat selama
ini, tentu tanpa bumbu-bumbu penyedap yang sejatinya tak perlu ditambahkan
dalam karir sepak bolanya. Setidaknya saat ini maha pencipta sudah merancang
rencana tak terkira kala menunjuk Sambdoria dan Fiorentina, dua club Italia yang
setia menunggu kedatangannya.
Mario
Balotelli harus cepat-cepat bangun dari tidur panjangnya, kala semua yang
pernah menjalin kerja sama dengannya sudah tak sudi mengakui kehebatannya.
Inter Milan, club yang telah mengorbitkannya sudah tak rela meminangnya kembali,
AC Milan, club yang sempat menyelamatkan karirnya pun sudah ogah melirik pemain
yang akrab dengan nomor 45 ini, dan sekarang Liverpool, club yang ia bela
sekarang pun sepertinya akan bahagia jika ada club yang mau menampung “si
bengal” walaupun mereka harus membanting harga Balotelli yang diprediksi akan
jatuh di bursa transfer kali ini.
Saat
ini, hanya dirinya sendiri yang bisa menyelamatkan masa depannya, bukan club
yang ia bela sekarang, bukan juga club yang akan dia bela pada masa mendatang.
Kita tinggal menunggu bagaimana dia, Mario Balotelli memperlakukan dirinya agar
tak lenyap termakan perangainya sendiri, karena kita tahu dia memiliki potensi
besar yang terkandung dalam dirinya, agar ia bisa melakukan apa yang dilakukan
para pendahulunya, bahkan bisa saja melebihi itu. Selanjutnya, tentu terserah
Super Mario sendiri, apakah ia ingin dikenang sebagai pesakitan, atau
pemenang!!!