Bursa transfer akan resmi ditutup pada 31 agustus mendatang, club-club
Eropa pun sudah berbenah mulai dari jauh-jauh hari untuk menyempurnakan skuat sebelumnya.
Tambal-sulam pemain pun sudah dilakukan untuk beberapa posisi yang
dianggap kurang kontribusinya oleh beberapa club Inggris yang
telah memulai musim barunya dua pekan lalu, tak terkecuali Manchester United.
Salah satu club termahsyur dunia ini pun
sudah mulai membidik pemain baru disaat kompetisi 2014-2015
belum juga berakhir ketika mereka resmi memboyong Memphis Depay dari PSV Eindhoven pada Juni lalu. Kedatangan Depay
pun tampaknya membuat fans United sudah mulai membayangi pemain-pemain bintang lain
yang akan datang selanjutnya.
Labilnya permainan MU musim lalu pun membuat pelatih mereka, Louis Van
Gaal gerak cepat dalam mengambil ancang-ancang untuk merenovasi skuatnya dengan beberapa nama tenar
yang tersebar di Eropa. Van Gaal dan fans United sudah menyiapkan pasukan bayangannya untuk mengarungi musim depan yang
lebih berat. Terdapat nama-nama kondang yang masuk skuat MU tersebut,mulaidari kiper pengalaman sekelas
Petr Cech hingga anak muda Britania penuh talenta, Harry Kane yang
berhasil mencetak lebihdari 2 digit gol musim lalu.
Memiliki pemain belakang yang rapuh, Van
Gaal tentu sadar dengan kebutuhan timnya, dia
pun dengan sesegera mungkin mendaratkan nama beken seperti Matt Hummels dari Dortmund,
Nicholas Otamendi asal Argentina dan Sergio Ramos, bek tangguh milik Real Madrid. Cuci gudang ala
Van Gaal pun tak hanya menghinggapi bek tengahnya, sang meneer pun menghadirkan nama baru dengan menunjuk
Nathaniel Clyne dan Seamus Coleman untuk menjadi suksesor Rafael dan Luke Shaw
yang suka terlambat turun ketika lawan menyerang dari sisi sayap United.
Memiliki pemain sekelas Juan Mata nyatanya tak membuat Van
Gaal merasa aman, dia butuh pemain yang bisa melapisi Mata ketika sang
pemain dilanda cedera atau akumulasi kartu. MU yang memiliki pemandu bakat jempolan pun
menemui pemain yang dimaksud oleh Van Gaal, dan akhirnya club pun
menyetujui untuk mendatangkan Roberto Firmino dari Hoffenheim agar
bisa menutupi beberapa celah dilini tengah permainan. Lapangan tengah setan merah pun
tak hanya milikFirmino seorang, Van Gaal yang sedari dulu mengidamkan IlkayGundogan asal Jerman tanpa ragu mendatangkan pemain berdarahTurki tersebut
yang dicap sebagai pengganti sepadan Michael Carrick yang
semakin menua. Tidak hanya itu, club kota industri terbesar Inggris ini pun dengan sigap mendatangkan
Pedro Rodriguez yang tak dapat tempat di skuat bintang Barcelona.
Tak menentunya permainan Angel Di Maria
musim lalu tampaknya menjadi alasan cukup masuk akal bagi pelatih Belanda tersebut untuk membawa
Pedro ke Old Trafford dengan harapan agar permainan MU
lebih menusuk kedalam dan memudahkan penyerangnya mencetak gol.
Sampai akhirnya, revolusi ala Van Gaal pun menyentuh lini vitalnya,
yaitu striker. Van Persie yang musim lalu diterpa cidera panjang nyatanya tak mampu mengembalikan performa terbaik sekembalinya ia dari cidera. Memori indahnya bersama Van Gaal ketika membela Belanda di piala dunia Brazil pun
tak berbekas sama sekali di “teater impian”,
dan mau tak mau membuat Persie hengkang keTurki bersama Fenerbahce. Sadar dengan stok
striker yang hanya menyisakan Wayne Rooney, Meneer pun langsung mengontak Harry
Kane untuk menjadikannya striker utama United
sekaligus pemain muda termahal Inggris. Kebutuhan mendesak akan penyerang tengah pun
membuat Van Gaal tak hanya berhenti di Kane, radarnya yang tajam kembali menemukan
striker top dalam diri Christian Benteke yang kuat dalam duel bola atas dan bisa menjadi
tandem mematikan dengan Harry Kane.
Dengan terbentuknya skuat bayangan inisaja,
kita bisa membayangkan bagaimana hebatnya Manchester United musim ini,
tentu mereka tak akan lagidibantaioleh club sekecil MK Dons, atau mereka tak perlu
repot-repot memberi kejutan kepada Antonio Valencia dan Ashley Young yang
dimainkan sebagai bek kiri dan kanan. Akan tetapi skuat ini nyatanya hanya akan menjadi bayangan selamanya(
atau setidaknya sampai musim ini berakhir ), Van Gaal dan jajaran direksi United
nyatanya tak mampu menyinari bayangan yang telah ada dalam benak fans mereka, malahan,
bayangan tersebut mendadak gelap gulita dengan sendirinya. Bahkan, dalam tempo
seminggu saja, bayangan yang hendak menjadi cahaya dalam diri Otamendi dan Pedro pun
menjadi padam seketika karena mereka diserobot club sekotanya, City dan rival asal
London, Chelsea. Untuk kasus Pedro sendiri, ini bukanlah kali pertama Chelsea
merebut pemain MU, mengingat pada 2004 lalu Chelsea pun mempraktekkan hal yang
sama ketika membajak John Obi Mikel yang ironisnya sudah mengenakan seragam United
dalam sebuah konferensi Pers.
Apa yang terjadi dalam pola transfer United
ini memang cukup membingungkan. Mempunyai nama besar, pelatih hebat, dan bermain di
Liga Champions ternyata tak cukup membuat MU disegani dalam bursa transfer
musim ini, bahkan Liverpool yang tak bermain di liga Champions pun mampu membuat
MU menyerah dalam perburuan tiga pemain sekaligus, yaituClyne, Firmino,
dan tentu Benteke yang berhasil dibajak pada detik-detik terakhir.
Ketika dalam satu sisi fans United dibuat gembira dengan keberhasilan clubnya mendatangkan Depay,
Mateo Darmian, Morgan Schneiderlin, dan Bastian Scwensteiger, tapi dari banyak sisi ,hati mereka merintih dengan perih ketika dipaksa melihat tiga belas pemain incaran enggan berseragam setan merah,
bahkan ada pula yang menyeberang kepusat kota Manchester dengan seragam biru mudanya,
atau yang lebih memilih bergabungdengan rival tradisonal mereka, Liverpool.
Kasus yang menerpa Manchester United ini pun
nyatanya berdampak buruk bagi pamor club sendiri. Segala sindiran yang
mengundang gelak tawa penonton pun kini telah beredar luas di media
dan dunia maya tentu saja, fans pun dipaksa untuk beralibi agar
tak menjadi bulan-bulanan fans lainnya.Tak ada yang menyangka sebelumnya jika club
sekelas MU di kebiri oleh tim-tim lain dalam perburuan pemain bintang.
Jika belakangan ini kita akrab dengan istilah“PHP” alias Pemberi Harapan Palsu, yang
lagi booming di kehidupan sehari-hari, maka istilah ini pun
tampaknya sudah menjalar ke ranah sepak bola dengan Manchester United
sebagai aktor sekaligus korban utamanya, karena dari beberapa pemain diatas, mereka lebih memilih hengkang ke club rival United pada detik-detik terakhir keputusan, belum lagi ditambah fakta bahwa dengan pemain-pemain yang
gagal dibeli saja, MU
mampu mencetak formasi idaman pelatih manapun dan berharga cukup mahal tentunya. Fans
tentu tak ingin menjadi korban PHP akut selama musim inibergulir,
mereka masih memiliki satu harapan, dan harapan fans MU
untuk bangkit dari keterpurukan perasaan pun terpatri dalam diri Thomas Muller yang digadang-gadang akan menyusu lSchwensteiger ke
United.
Dengan segala hormat,
rasa-rasanya saya ikhlas jika Muller akhirnya berlabuh ke Manchester United,
tujuannya jelas, agar psikologis fans
mereka kembali normal seperti sedia kala. Sekalipun Muller tidak pindah ke United,
ada baiknya ia menetap dengan Bayern Munchen dan mengacuhkan tawaran dari Chelsea,
Manchester City, terlebih lagi Liverpool.