Manusia
pada dasarnya diciptakan atas dasar kesamaan, meski pada perjalannya banyak
terjadi perbedaan, namun pada akhirnya manusia akan kembali pada fitrah
awalnya. Begitu juga dengan beberapa tokoh kontroversial berikut. Meskipun
menjadi pemimpin tinggi suatu negara, dan tak jarang jadi orang paling dibenci
seantero bumi, mereka tetaplah manusia biasa yang gila sepak bola, seperti kita
pada umumnya.
Jika
dahulu kita mengenal Hitler yang disinyalir sebagai pendukung Schalke 04, Joseph
Stalin yang merupakan penggila Dynamo Moscow, Jenderal Franco yang mengagumi
Real Madrid, dan karibnya, Benitto Mussolini yang seorang Laziale kolot (
sejatinya ia adalah fans Bologna ). Maka orang-orang dibawah ini pun memiliki
cerita yang sama seperti pendahulu mereka.
1. Radovan
Karadzic
Kita
mulai dengan aktor utama perang Serbia – Bosnia. Sebagai seorang Interisti, saya bingung harus senang
atau tidak ketika mendengar Radovan Karadzic seorang fans Inter Milan. Tapi
yang pasti, militansi Karadzic selama perang Bosnia pun ditunjukkan saat ia
mendukung Inter Milan.
Bertahun-tahun
lamanya ia menjadi buronan Interpol, tak menciutkan nyali besarnya untuk
menyaksikan club idolanya bermain. saat pasukan gabungan PBB dan Uni Eropa
sibuk menyelidiki keberadaannya, Karadzic malah asyik menonton Inter Milan di
Gueseppe Meazza beberapa tahun lalu. Tanpa ada yang mendeteksi kedatangannya,
ia nyaman duduk di tribun VIP stadion sambil menikmari pertandingan.
Alasan
kecintaan Karadzic pada Inter Milan pun cukup sederhana, karena ketika itu Nerrazurri dihuni oleh dua pemain
Serbia, Sinisa Mihajlovic dan Dejan Stankovic. Yang kebetulan juga merupakan
pemain idola saya.
2.
Muammar Khadafi
Kekagetan
saya tidak berhenti sampai pada Radovan Karadzic saja, karena di negara Afrika
sana, tepatnya di Libya, presiden tangan besi yang sudah memimpin negara islam
tersebut selama lebih 30 tahun, Muammar Khadafi adalah seorang fans berat
Liverpool.
Sebelum
konflik saudara terjadi di Libya beberapa tahun lalu, ditambah kejatuhan
Khadafi dan tewasnya ia ditangan rakyatnya sendiri, sebagai pecandu Liverpool,
saya merasa bangga mendengar hal tersebut. tapi setelah konflik terjadi dan
terbongkarnya beberapa kebobrokan Khadafi, kebanggaan saya pun sedikit pudar,
sekalipun tidak membutakan saya akan kehebatan seorang Muammar Khadafi.
Kecintaan
Khadafi pada Liverpool terlihat ketika ia sering menyaksikan pertandingan
Liverpool di tv, dan ditemukannya mug putih berlambang Liverpool ditempat
persembunyiannya. Selain itu, sang anak, Al Saadi pernah berniat membeli beberapa
lembar saham The Reds, meski pada akhirnya niat itu tidak pernah terlaksana.
3. Robert
Mugabe
Jika
fans Chelsea khawatir ketika kelak Roman Abramovic kehabisan uang, rasa-rasanya
kalian tidak perlu takut, karena presiden Zimbabwe ini, Robert Mugabe siap
menjadi penopang keuangan club. Meskipun rakyatnya dilanda kelaparan, tapi
Mugabe hidup penuh kemewahan, ia bisa dikatakan presiden terkaya di benua
Afrika, disamping predikat negaranya yang merupakan negara miskin.
Ditambah
lagi dengan fenomen hyperinflasi Zimbabwe beberapa waktu lalu, yang menjadikan
uang senilai 1 milliar tak mampu membeli sepotong roti tawar, bukan tidak
mungkin Mugabe mengalihkan uang tersebut untuk – setidaknya – menanamkan
modalnya di Chelsea.
Tidak
ada yang tahu pasti memang sejak kapan presiden yang telah memimpin Zimbabwe
satu dekade lebih ini menggemari Chelsea. Yang jelas, Mugabe pernah mengakui
bahwa ia sangat berharap bisa menyaksikan The
Blues secara langsung di Stamford Bridge. Dengan uang pribadinya, tentu
saja. Gimana fans Chelsea? #MugabeIn
4. Osama
Bin Laden
Ada
kah yang tak kenal dengan sosok satu ini? maka, sesatlah kalian jika tidak
mengenal nama Osama Bin Laden. Tapi tentu masih sedikit yang menyadari jika
orang yang pernah menjadi buruan nomor satu Amerika Serikat dan konco-konconya,
yang juga merupakan pemimpin tertinggi Taliban ini adalah fans setia Arsenal.
Rumor
ini pun semakin diperkuat ketika Bin Laden beberapa kali menonton Arsenal di
Highbury ( stadion Arsenal ketika itu ). Kecintaannya pada club London Utara
ini pun coba ia wariskan pada sang anak, saat ia menghadiahi putra nya sebuah
replika baju Arsenal, bertuliskan nama legenda club, Ian Wright di punggungnya.
Lalu,
apakah Wenger ingin meminjam meriam milik Osama Bin Laden jika sewaktu-waktu
meriam mudanya kehabisan amunisi? Just Kidding Gooners. Toh, Osama nya juga udah engga ada.
Sebagai
olahraga pemersatu dunia, sepak bola tentu tidak membedakan orang baik dan
orang buruk. Ia pun tidak akan melarang seseorang untuk mencintainya, sekalipun
mereka berpredikat sebagai orang jahat, atau bisa dikatakan sebagai penjahat
perang.
Sepak
bola bukanlah tempat menghakimi hal-hal seperti, ia sadar tiap manusia seisi
bumi mempunyai hak untuk mencintainya dan sepak bola pun membalas cinta itu
tanpa membedakan. Saya pun teringat dengan ungkapan Jurgen Klopp sesaat setelah
ditunjuk melatih Liverpool, “selama 90 menit, sepak bola membuat kita melupakan
permasalahan hidup yang sering membebani”.
namanya juga sepak bola, universal bung. siapapun berhak mencintainya
BalasHapussepakat bung. engga ada yang melarang itu
BalasHapussepakat bung. engga ada yang melarang itu
BalasHapusSepakat dengan kalimat penutupnya ini. Artikelnya keren, jangan-jangan penulisnya My Super Soccer nih :D
BalasHapusmakasih mas. waduh sayangnya bukan mas.masih independen haha
HapusJust desire to say your article is as surprising. The clearness in your post is just spectacular and i can assume you're an expert on this subject. Well with your permission allow me to grab your feed to keep updated with forthcoming post. Thanks a million and please continue the rewarding work. gmail email login
BalasHapus