Musim 2016-2017 sudah resmi ditutup minggu lalu, yang kemudian dilengkapi laga puncak Serie A Italia malam tadi. siapa yang
juara dan turun kasta sudah dapat dipastikan. Ada beberapa kompetisi yang
menelurkan juara baru, seperti Feyenoord di Belanda yang mengakhiri dahaga 18
tahun, dan tentu juara-juara lain yang masih itu-itu saja.
Kompetisi dalam lapangan yang telah berakhir tak
mengendurkan kompetisi baru yang siap tersaji di luar lapangan yang tampaknya
akan semakin memanas setelah berakhirnya liga. Ya, apalagi jika bukan
kepindahan pemain.
Berbicara mengenai para pemain, berakhirnya liga adalah tanda
bahwa dimulainya kompetisi lain bagi mereka untuk membuktikan diri apakah layak
dihargai mahal dan jadi rebutan, terbuang dari skuat utama lalu dipinjamkan,
atau memilih tinggal karena kecintaan.
Kontribusi besar pemain selama merumput di lapangan memang
tak selalu berjalan manis. Ada kalanya cerita pahit datang ketika cedera
menerjang, ada pula yang merasa terpinggirkan saat kalah bersaing dengan bintang
baru yang lebih segar.
![]() |
image: espnfc.com |
Ini pula yang tampaknya sedang dialami Sergio Aguero di
Manchester City. Setelah tiap musimnya ia harus bertarung dengan badai cedera
yang tak kunjung usai, kini Aguero juga harus menghadapi kenyataan bahwa ia tak
lagi sendiri di lini serang The Citizen. Kedatangan Gabriel Jesus di tengah
musim ini membuat Aguero memiliki pesaing baru yang tak kalah hebat darinya.
Jesus datang ke Etihad Stadium dengan menyandang sebagai
pemain muda terbaik Brazil. Terbang jauh ke daratan Inggris tak membuat
nyalinya ciut dan gentar seperti pendahulunya, Robinho. Jesus justru langsung
mencetak gol didebutnya bersama City dan terus mencetak gol setelahnya. Hanya
cedera panjang yang membuat ia absen di Manchester Biru.
Kehadiran Gabriel Jesus tentu menjadi sinyal bahaya bagi Kun
Aguero. Bagaimana tidak, sejak kedatangan mantan pemain Palmeiras ini, Aguero
lebih banyak memulai pertandingan dari bangku cadangan. Mencetak lima gol dari
enam pertandingan awal yang telah dijalani tentu menjadi alasan logis bagi Pep
Guardiola lebih memilih Jesus ketimbang Aguero.
Hal ini tentu tak pernah dibayangkan sebelumnya oleh menantu
Diego Maradona ini, mengingat sebelumnya ia sukses “menyingkirkan”
penyerang-penyerang lain dari skuat City. Roque Santa Cruz, Carlos Tevez, Mario
Balotelli, dan Edin Zeko adalah nama tenar yang tak berkutik saat harus bersaing
dengan Kun Aguero.
Jika melihat dari pencapaiannya musim ini tentu tak ada
alasan bagi Guardiola memarkirkannya dibeberapa pertandingan. Meski sempat
absen beberapa laga akibat cedera, Aguero tetap produktif dengan mengemas 30
gol dari 43 penampilan disemua ajang.
Pertimbangan strategi tampaknya menjadi alasan kuat
Guardiola ketika harus memilih kematangan Aguero atau semangat muda Gabriel
Jesus. Kebiasaan Pep yang selalu memainkan satu penyerang tengah mau tak mau
membuat Aguero menjadi korban. Meski sempat kembali meraih posisinya pasca
cedera panjang yang menimpa Jesus, Aguero harus rela tempatnya direbut kembali.
Perubahan yang dibawa Pep Guardiola memang sudah memakan
beberapa veteran. Apa yang dirasakan Sergio Aguero sudah lebih dulu menimpa
kiper utama mereka, Joe Hart, yang harus terdepak dari skuat karena strategi ala
Guardiola. terdapat pula nama Gael Chlicy, Yaya Toure, Aleksandr Kolarov, Jesus Navas, Dan tentu saja kompatriot Aguero, Pablo Zabaleta yang juga
kehilangan tempat di tim utama. Nama terakhir bahkan sudah resmi hengkang ke West Ham United musim depan.
Permainan pressing ketat yang diterapkan Pep memang membuat
Aguero tidak nyaman dengan posisinya. Tetap memainkan Kun Aguero seolah menjadi
keterpaksaan Pep karena minimnya stok penyerang Manchester City. walau begitu,
Kun tetap berusaha keras dan tetap bisa produktif bersama The Citizen. 20 gol
yang ia cetak di ajang Premier League menjadi bukti.
Mulai tidak menentunya waktu bermain yang didapat Aguero
tentu menjadi tanda tanya besar, tak hanya bagi fans Manchester City sendiri,
melainkan para penggemar sepak bola lainnya. Jika dilihat dari kontribusinya
selama ini, tentu klub asal kota industri ini masih sangat membutuhkan pemain asal Argentina
tersebut, tapi jika keadaannya tidak berubah, sulit rasanya membayangkan seorang
Sergio Aguero harus duduk manis di pinggir lapangan.
Dengan talenta yang ia miliki tentu tak heran jika ia ingin pergi dari tim yang telah ia berikan dua gelar Liga Premier. Jika menilik pasar Eropa, tidak sulit bagi
mantan pemain Atletico Madrid ini mencari klub baru karena beberapa klub memang
sudah menyatakan tertarik memboyongnya. Belum lagi jika pemain bernama lengkap
Sergio Leonel Aguero del Castillo ini tertarik mengikuti jejak rekan senegaranya,
Carlos Tevez yang silau dengan limpahan uang dari China.
Tercatat ada beberapa tim yang terang-terangan menginginkan
jasa pemain yang total telah mengemas 130 gol selama membela Manchester biru.
Sebut saja Internazionale Milan yang tengah mencari tandem sepadan Mauro Icardi.
Selain Inter Milan, rival sekota City, yakni Manchester
United juga disinyalir tertarik memboyong pemain berusia 30 tahun tersebut.
Bahkan Jose Mourinho telah mengajukan tawaran 55 juta Paun dan menawarinya gaji
sebesar 12 juta Paun permusim agar sang pemain menyeberang ke Old Trafford.
Jika ia tak ingin mengkhianati fans City, Aguero tak akan
kehabisan pilihan. Karena “rumah” pertamanya di Eropa, Atletico Madrid juga tak
mau ketinggalan. Memiliki modal kenangan yang indah, Atleti diyakini bisa
memantapkan hati Kun Aguero untuk kembali menjajaki kakinya di Vicente Calderon, sekaligus untuk
mengantisipasi kepindahan Antoine Griezman yang semakin santer terdengar.
Tidak mau kalah dari Atletico Madrid yang ingin memulangkan
Aguero, Independiente, klub tempat di mana Aguero memulai semua cerita sepak
bolanya juga ikut meramaikan headline.
Berbeda dengan beberapa klub di atas, kabar kembalinya Aguero ke tanah
kelahirannya langsung keluar dari mulutnya sendiri.
"Man City sudah tahu tentang apa yang telah saya
rencanakan. Mereka tahu saya sangat ingin kembali ke Argentina. Saya akan
kembali ke Avellaneda setelah meninggalkan Inggris. Saya memiliki mimpi bermain
bersama teman-teman saya di sana," pungkasnya
Ia memang sangat memimpikan kembali membela panji Los
Diablos Rojo sebelum pensiun nanti. Dengan sisa kontrak yang akan berakhir
tahun depan tentu bukan masalah besar bagi Independiente untuk memulangkan si
anak hilang. Keinginan mudik sang pemain yang begitu kuat memang berbanding
lurus dengan hasrat tim asal Avellaneda tersebut yang siap menyambutnya kapan
saja.
Menarik menanti masa depan pemain berkelas seperti Sergio
Aguero. Teka-teki tim mana yang akan ia bela musim depan menjadi bumbu
tersendiri di balik kenyamanannya di Manchester selama ini.
Apakah ia akan
tetap berkarir, setidaknya satu atau dua tahun lagi di Eropa atau ia memilih kembali
pulang dan mengabdi pada tanah yang dijanjikan dan membuat Independiente
kembali ditakuti di Argentina dan seluruh Amerika Latin? Semua kemungkinan
masih bisa terjadi saat ini.