Tampilkan postingan dengan label Blogger. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Blogger. Tampilkan semua postingan

Senin, 27 Maret 2017

Bisa karena terbiasa. Ungkapan tersebut merupakan satu dari sekian banyak ungkapan yang susah untuk dibantah. Sudah tak terhitung jumlah manusia yang menjadi bisa karena terbiasa, sekalipun itu bukanlah keahlian mereka sesungguhnya.

Menjadi bisa tentu bukan sekedar menjalani suatu hal yang baru – misalnya – tanpa belajar dan kerja keras. Karena apapun yang kita lakukan di dunia tak luput dari proses belajar. Albert Einstein mengubah dunia karena ia terus belajar dari kesalahan-kesalahan ekperimennya hingga membuat ia bisa, dan jadi fenomenal.

Rafael Nadal bisa menjadi petenis terbaik Spanyol sepanjang masa karena ia terus belajar dan terbiasa mengayunkan raketnya, ketimbang menendang bola seperti sang ayah. SBY bisa menelurkan beberapa album karena ia – juga – terbiasa mendendangkan lagu di  twitter waktu senggang.

Banyak dari kita yang pada akhirnya bisa melakukan suatu hal, meski pada awalnya sulit – bahkan untuk sekedar – membayangkannya. Apa sebabnya? Ya, karena kita mulai terbiasa melakukan hal tersebut. Seperti kebanyakan teman-teman blogger misalnya, tentu tidak semua dari kalian membayangkan jika akan menjadi seorang blogger dan wara-wiri dari satu acara ke acara lainnya, mengendorse merk satu sampai merk lainnya. Bahkan tidak sedikit dari kalian yang menjadikan nge blog sebagai wadah mendulang uang.

Saya adalah bagian dari kalian yang bisa karena terbiasa. Tak pernah terlintas dalam pikiran jika kini saya menjadi seorang blogger. Hmmm...gadungan memang, karena tidak pernah diundang dalam setiap event blogger, atau mendapat rupiah dari hasil menulis di blog. Tapi tetap saja kan, punya blog, dotcom pula. Paripurna sudah.

Selain dikarenakan DA/PA, Alexa Rank, dan segala perintilan-perintilan penilaian lainnya yang jauh dari kata mumpuni, yang membuat saya tak pernah diundang ke sebuah acara, atau apapun itu namanya, karena hingga saat ini saya masih merasa sok idealis jika berbicara masalah tersebut. Tema-tema dalam setiap tulisan saya pun masih itu-itu saja, jika bukan sepak bola, ya politik, atau masalah sosial, atau sepak bola yang saya kaitkan ke dalam politik yang kemudian menjadi masalah sosial kita. Yha

Keinginan saya ngeblog tidaklah terencana, malah dadakan, terkesan nekat bahkan. Bermula dari rasa galau akibat tekanan hidup yang melanda bangsat drama banget ini, saya pikir, satu hal yang bisa mengisi kegamangan hidup dan rasa bersalah yang teramat sangat, yang saya alami ketika itu hanyalah menulis.

Saya tidak pernah mengikuti latihan menulis sebelumnya, dasar-dasar menulis pun saya tidak tahu. Dan blog? Apalagi ini, saya bahkan tidak tahu menahu apa itu blog. Hingga tulisan pertama saya selesai pun, saya bingung hendak kemana mengabadikan tulisan itu, hingga pada akhirnya seorang teman menyarankan saya agar ngeblog, padahal dia bukan blogger.

Muncul kali pertama dengan rentetan tulisan sepak bola, dengan nama blog yang – juga – sangat sepak bola, membuat saya mantap sebagai penulis bola saja. Kepercayaan diri saya pun semakin tinggi saat menyadari bahwa masih sedikit, hampir tidak ada bahkan (sepenglihatan saya di grup blogger yang saya ikuti) blogger sepak bola di Indonesia.

Bertambahnya bahan bacaan, dan mulai tertariknya saya membaca buku (setelah sebelumnya hanya baca essay-essay sepak bola dan politik) membuat saya mencoba menulis di luar sepak bola. hingga akhirnya muncul beberapa tulisan bernada sarkastis, review film, dan tulisan-tulisan nyeleneh lainnya.

Hingga sekarang, sudah berbagai jenis tulisan saya hasilkan. Apakah tulisan saya bagus? Belum tentu, tapi saya yakin jika dilihat dari awal saya menulis hingga kini, tulisan saya semakin membaik kualitasnya (setidaknya ini pengakuan dari beberapa teman). Namun, masih ada dua jenis tulisan yang masih enggan saya lakukan. Yaitu tulisan mengenai travelling dan kuliner. Jika menilik judul di atas, tentu hal ini bukan sesuatu yang tidak mungkin untuk saya lakukan di kemudian hari.

Pertanyaannya, kapan saya mau nulis travelling atau kuliner? Jawabannya, mbuhlah...

keagungan kalimat "bisa karena terbiasa" akhirnya telah membawa kita ke sebuah fenomena yang tak biasa, fenomena yang sejatinya berada di luar nalar sehat kita. yap, Andhika Manggala Kangen Band bisa menjadi pejabat Partai Demokrat.